Kasus Akrometastasis Langka: Pria 55 Tahun Alami Pembengkakan Jari Akibat Kanker Paru-Paru Stadium Lanjut
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Rab, 23 Jul 2025
- visibility 6

Kabarjatengterkini.com– Seorang pria berusia 55 tahun mengalami pembengkakan menyakitkan pada jari tengah tangan kanan dan jempol kaki kanannya selama enam minggu terakhir. Bentuk kedua jari yang membengkak berubah menjadi bulat dan menebal, menimbulkan kekhawatiran yang akhirnya menguak diagnosis kanker langka yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya. Kasus ini menarik perhatian dunia medis karena menunjukkan gejala akrometastasis, penyebaran kanker ke bagian tubuh yang jarang terjadi seperti jari tangan dan kaki.
Awal Mula Gejala dan Diagnosis Kanker Paru-Paru
Sebelum mengalami pembengkakan pada jari, pria ini sudah didiagnosis menderita kanker paru-paru jenis squamous-cell carcinoma stadium lanjut yang telah bermetastasis. Kanker ini berasal dari sel-sel datar yang melapisi saluran udara paru-paru, sebuah jenis kanker yang agresif dan memiliki kecenderungan menyebar ke organ lain.
Pada kasus ini, setelah pembengkakan di jari tangan dan jempol kaki muncul, pria tersebut segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Pemeriksaan fisik menunjukkan ujung jari dan jempol kaki yang membengkak, berwarna kemerahan, terasa keras, dan nyeri saat disentuh. Tidak hanya itu, di jempol kakinya bahkan mulai terbentuk luka terbuka di dekat kuku.
Temuan Medis dan Kondisi Lisis Tulang
Pemindaian medis pada tangan dan kaki pria tersebut mengungkapkan adanya lisis tulang—bagian tulang yang hancur dan hilang, menggantikan tulang asli di ujung jari tengah dan jempol kaki. Lisis tulang ini biasanya merupakan tanda dari proses penyakit serius, termasuk kanker metastatik.
Menurut laporan yang dipublikasikan pada 16 Juli 2025 dalam The New England Journal of Medicine, kondisi ini dikenal sebagai akrometastasis, sebuah fenomena penyebaran kanker yang sangat langka ke bagian tubuh di bawah siku dan lutut. Kejadian akrometastasis hanya ditemukan pada sekitar 0,1 persen dari seluruh kasus kanker tulang.
Akrometastasis: Gejala Langka dan Tantangan Diagnosis
Akrometastasis sering disalahartikan sebagai penyakit lain yang memiliki gejala serupa, seperti asam urat atau osteomielitis (infeksi tulang), karena sama-sama menimbulkan bengkak, kemerahan, dan rasa nyeri. Namun, pemindaian radiografi memegang peranan penting untuk membedakan kondisi ini secara akurat.
Kasus pria ini semakin menegaskan bahwa akrometastasis paling sering muncul pada pasien yang sudah diketahui memiliki kanker sebelumnya. Namun dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menjadi tanda awal adanya kanker yang belum terdiagnosis. Jenis kanker yang paling sering menyebabkan akrometastasis berasal dari paru-paru, saluran pencernaan, dan sistem urogenital.
Data dari studi ulasan ilmiah pada tahun 2021 juga menunjukkan bahwa akrometastasis lebih sering menyerang laki-laki dibanding perempuan, dan tulang jari serta jempol adalah bagian yang paling banyak terdampak dibanding bagian tangan atau kaki lainnya.
Mengapa Kanker Jarang Menyebar ke Jari dan Jempol?
Biasanya, kanker lebih cenderung menyebar ke tulang yang kaya akan sumsum tulang dan memiliki aliran darah yang besar, seperti tulang panjang di lengan dan kaki, tulang rusuk, tulang belakang, dada, dan panggul. Sedangkan tulang jari dan jempol memiliki sumsum tulang yang lebih sedikit dan aliran darah yang lebih kecil, sehingga penyebaran kanker ke daerah ini sangat jarang terjadi.
Faktor inilah yang menjadikan akrometastasis sebagai kondisi yang langka sekaligus menantang dalam diagnosis dan penanganan.
Prognosis dan Penanganan Akrometastasis
Sayangnya, akrometastasis biasanya muncul pada tahap akhir kanker, sehingga prognosisnya sangat buruk. Rata-rata harapan hidup pasien setelah diagnosis akrometastasis hanya kurang dari enam bulan.
Fokus utama pengobatan biasanya bukan untuk menyembuhkan kanker, melainkan untuk meredakan nyeri dan menjaga fungsi anggota tubuh agar pasien tetap memiliki kualitas hidup yang baik.
Pada kasus pria 55 tahun tersebut, dokter memberikan terapi radiasi paliatif yang bertujuan mengurangi gejala nyeri dan pembengkakan, bukan menyembuhkan kanker yang telah menyebar luas.
Akhir Tragis Pasien: Hiperkalsemia Refrakter
Tragisnya, tiga minggu setelah diagnosis akrometastasis, pria ini meninggal dunia akibat hiperkalsemia refrakter. Kondisi ini merupakan keadaan di mana kadar kalsium dalam darah sangat tinggi dan tidak merespons pengobatan standar, sehingga dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
Kasus ini mengingatkan dunia medis akan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala-gejala langka yang dapat menjadi tanda metastasis kanker, termasuk pada bagian tubuh yang tidak umum seperti jari tangan dan kaki. Akrometastasis meskipun jarang, merupakan indikator bahwa kanker telah menyebar luas dan prognosisnya sangat buruk.
Penting bagi pasien kanker untuk rutin melakukan pemeriksaan menyeluruh dan bagi tenaga medis untuk mempertimbangkan kemungkinan ini ketika menghadapi pembengkakan dan nyeri yang tidak biasa pada anggota tubuh bagian ekstremitas bawah dan atas.
- Penulis: markom kabarjatengterkini