Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Sains » Waspada! Perubahan Iklim Bisa Bangkitkan Ratusan Gunung Api Tidur di Bawah Es

Waspada! Perubahan Iklim Bisa Bangkitkan Ratusan Gunung Api Tidur di Bawah Es

  • account_circle markom kabarjatengterkini
  • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
  • visibility 7

Kabarjatengterkini.com– Perubahan iklim selama ini dikenal sebagai penyebab mencairnya gunung es dan naiknya permukaan laut. Namun, riset terbaru mengungkap ancaman tersembunyi lain yang tidak kalah mengkhawatirkan: bangkitnya ratusan gunung berapi tidur yang tersembunyi di bawah lapisan es tebal.

Studi baru yang dipresentasikan dalam Konferensi Goldschmidt 2025 di Praha, Ceko, memetakan dinamika magma di bawah gletser Patagonia dan mengungkap bagaimana mencairnya es bisa mengguncang sistem vulkanik yang telah lama tertidur. Para ilmuwan menyebutkan bahwa meskipun letusan besar tidak akan terjadi dalam waktu dekat, percepatan pencairan es saat ini bisa meningkatkan risiko letusan vulkanik di masa mendatang.

Lapisan Es Tak Lagi Menahan Magma

Penelitian ini menelusuri jejak sejarah dari Lapisan Es Patagonia yang dulu menutupi ujung selatan benua Amerika Selatan. Sekitar 18.000 tahun lalu, saat es mencapai ketebalan maksimumnya, tekanan yang ditimbulkan lapisan tersebut menahan magma tetap berada di kedalaman sekitar 10–15 km di bawah permukaan Bumi.

Namun seiring menghangatnya iklim global, lapisan es mencair secara perlahan. Tekanan besar yang sebelumnya menahan magma kini menghilang, menyebabkan permukaan tanah terangkat, dan gas dalam magma mulai mengembang. Proses ini disebut sebagai salah satu pemicu utama aktivitas vulkanik.

“Gletser biasanya menekan volume letusan gunung api di bawahnya,” jelas Pablo Moreno-Yaeger, ahli vulkanologi dari University of Wisconsin-Madison yang terlibat dalam riset tersebut. “Tapi saat es mencair karena perubahan iklim, gunung api bisa meletus lebih sering dan bahkan lebih eksplosif.”

Gunung Mocho-Choshuenco: Contoh Nyata Perubahan Aktivitas Vulkanik

Penelitian ini menganalisis enam gunung api di wilayah Chile, salah satunya Gunung Mocho-Choshuenco, gunung yang kini tergolong tidak aktif. Meski tampak tenang, data menunjukkan bahwa aktivitas vulkaniknya di masa lalu sangat dipengaruhi oleh ketebalan es yang menutupi wilayah tersebut.

Proses kebangkitan gunung berapi ini memang tidak instan. Para ilmuwan memperkirakan butuh waktu 3.000 hingga 5.000 tahun sejak pencairan es dimulai hingga letusan besar terjadi. Namun, perubahan yang tercatat di Patagonia modern memperlihatkan bahwa proses itu sedang berlangsung sekarang.

Beberapa bagian daratan Patagonia tercatat mengalami kenaikan permukaan tanah dengan kecepatan lebih cepat dari yang diperkirakan, menandakan bahwa sistem vulkanik di bawah tanah sedang berubah.

Risiko Global: Tak Hanya Patagonia atau Islandia

Meski fenomena semacam ini sebelumnya sudah terpantau di Islandia, penelitian terbaru menunjukkan bahwa efek pencairan es terhadap aktivitas vulkanik terjadi di tingkat benua, bukan hanya wilayah regional.

“Ini bukan hanya masalah Islandia,” ujar Moreno-Yaeger seperti dikutip dari Science Alert. “Wilayah seperti Antarktika, Rusia, Amerika Utara, dan Selandia Baru juga berpotensi mengalami kondisi serupa. Ini saatnya komunitas ilmiah memberikan perhatian lebih.”

Sebuah simulasi di Antarktika menunjukkan skenario mengerikan: jika pencairan es terus berlangsung, gunung-gunung api yang tersembunyi di bawah permukaan es bisa meletus sewaktu-waktu. Bahkan jika magma tidak sampai menembus permukaan, panasnya bisa mencairkan es dari dalam, menciptakan bom waktu yang sulit dideteksi.

Positive Feedback Loop: Letusan Bisa Perparah Pemanasan Global

Dampak lain yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan terbentuknya positive feedback loop. Ini adalah siklus yang saling memperkuat: gletser yang mencair memicu letusan, dan letusan gunung berapi menghasilkan gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan sulfur dioksida, yang pada gilirannya mempercepat pemanasan global dan pencairan es.

“Siklus inilah yang coba kami cegah,” kata Moreno-Yaeger. “Jika dibiarkan tanpa pengawasan, kita mungkin tidak punya cukup waktu untuk bertindak.”

Apa yang Bisa Dilakukan?

Penelitian ini menjadi peringatan dini bagi umat manusia untuk lebih waspada terhadap dampak lanjutan dari perubahan iklim. Fokus utama tidak hanya harus diarahkan pada naiknya permukaan laut atau gelombang panas ekstrem, tetapi juga pada aktivitas vulkanik laten yang bisa bangkit kapan saja.

Upaya pemantauan dan penelitian lebih lanjut sangat penting dilakukan di wilayah rawan, termasuk Patagonia, Antarktika, dan kawasan kutub lainnya. Peran serta komunitas ilmiah, pembuat kebijakan, hingga masyarakat global menjadi kunci agar dunia bisa mengantisipasi skenario terburuk.

Studi ini menjadi pengingat kuat bahwa perubahan iklim berdampak jauh lebih luas dari yang kita kira. Tidak hanya mencairkan es dan merusak ekosistem, tetapi juga berpotensi membangkitkan kembali kekuatan Bumi yang selama ini tertidur: gunung api. Kini, saatnya dunia bergerak lebih cepat untuk memahami, memantau, dan bersiap menghadapi konsekuensi yang mungkin muncul di masa depan.

  • Penulis: markom kabarjatengterkini

Rekomendasi Untuk Anda

  • pesantren

    Pesantren di Jawa Tengah Diharapkan Bisa Sediakan Layanan Kesehatan untuk Santri

    • calendar_month Sab, 19 Jul 2025
    • account_circle Anisya Gusti
    • visibility 133
    • 0Komentar

    Tegal, Kabarjatengterkini.com – Pesantren di Jawa Tengah diharapkan bisa menyediakan layanan kesehatan untuk para santri. Layanan kesehatan tersebut bisa berupa klinik atau lainnya. Hal ini disampaikan oleh Taj Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah meresmikan Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo XVII, Cabang Kabupaten Tegal baru-baru ini. Menurutnya, layanan kesehatan di pesantren dibutuhkan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan […]

  • Mantan Pemain Sepak Bola Kang Ji-yong Meninggal Dunia

    Mantan Pemain Sepak Bola Kang Ji-yong Meninggal Dunia

    • calendar_month Sab, 26 Apr 2025
    • account_circle admin
    • visibility 7
    • 0Komentar

    Suryamedia.id – Mantan pemain sepak bola profesional Kang Ji-yong meninggal dunia di usia 37 tahun. Berita duka ini turut dibagikan oleh mantan pemain sepak bola lainnya, Koo Bon-sang melalui unggahan media sosial. Menurut unggahan tersebut, Kang Ji-yong meninggal dunia pada Selasa, 22 April 2025. Sementara itu, jadwal pemakaman diadakan pada hari Jumat, 25 April 2025 di […]

  • Agustina Tegaskan Komitmen Menyukseskan Program Koperasi Merah Putih

    Agustina Tegaskan Komitmen Menyukseskan Program Koperasi Merah Putih

    • calendar_month Sel, 22 Jul 2025
    • account_circle Anisya Gusti
    • visibility 77
    • 0Komentar

    Semarang, Kabarjatengterkini.com – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng berkomitmen menyukseskan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di wilayahnya. Sebagai tindak lanjut, ia bersama jajaran di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan berupaya membuka peluang kerja sama lebih lebar melalui Koperasi Merah Putih. Salah satu langkah yang dilakukan, yakni dengan pemetaan data dan potensi yang ada di […]

  • bentrokan

    Bentrokan Warnai Pengajian Rizieq Syihab di Pemalang, 15 Orang Terluka

    • calendar_month Jum, 25 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Pemalang, Kabarjatengterkini.com – Bentrokan terjadi dalam acara pengajian yang menghadirkan penceramah Muhammad Rizieq Syihab di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Rabu (23/7) malam. Insiden itu melibatkan dua organisasi massa (ormas) Islam yakni Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan Front Persatuan Islam (FPI). Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya 15 orang dilaporkan mengalami luka-luka. […]

  • Tidak Hanya Wortel, Berikut 6 Makanan yang Sehatkan Mata

    Tidak Hanya Wortel, Berikut 6 Makanan yang Sehatkan Mata

    • calendar_month Rab, 9 Jul 2025
    • account_circle admin
    • visibility 14
    • 0Komentar

    Mitrapost.com – Asupan makanan menjadi sumber gizi bagi tubuh untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk mata atau indra penglihatan kita. Beberapa nutrisi dalam makanan juga penting untuk kesehatan mata, termasuk vitamin A, lutein, zeaxanthin, dan omega-3. Nutrisi tersebut terkandung dalam beberapa makanan sehat berikut ini. Simak selengkapnya! Ikan berlemak Ikan berlemak seperti tuna dan sarden mengandung asam lemak esensial, khususnya omega-3. […]

  • samsung

    Samsung Galaxy Z Fold 7 Resmi Dirilis, HP Lipat Tertipis dengan Kamera 200 MP

    • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 7
    • 0Komentar

    Kabarjatengterkini.com, Jakarta — Samsung resmi memperkenalkan Galaxy Z Fold 7 dalam ajang Galaxy Unpacked yang berlangsung pada Rabu (9/7) malam waktu Indonesia Barat (WIB). Smartphone layar lipat generasi terbaru ini menjadi model tertutup tertipis dalam sejarah lini Galaxy Z Fold, sekaligus membawa spesifikasi kamera setingkat flagship. Peluncuran ini menandai langkah ambisius Samsung dalam memperkuat dominasinya di […]

expand_less