Apakah Restoran Hotel yang Jual Minuman Alkohol Tetap Bisa Dapat Label Halal? Ini Penjelasannya
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 7

Kabarjatengterkini.com – Pertanyaan mengenai apakah restoran hotel yang menjual minuman beralkohol tetap bisa mendapatkan sertifikasi halal semakin sering muncul, terutama sejak penerapan regulasi wajib halal pada makanan dan minuman di Indonesia. Masyarakat kini semakin selektif dalam memilih tempat makan, khususnya bagi konsumen Muslim yang mengedepankan aspek kehalalan makanan dan minuman.
Lantas, bisakah restoran di hotel berbintang yang tetap menjual alkohol mendapatkan label halal dari MUI atau BPJPH? Jawabannya bisa, tetapi dengan sejumlah syarat ketat yang harus dipenuhi.
Label Halal di Indonesia: Diatur oleh BPJPH dan MUI
Proses sertifikasi halal di Indonesia saat ini diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan dalam proses fatwa halal, yaitu menentukan kehalalan suatu produk berdasarkan audit dan pemeriksaan bahan serta proses produksi.
Label halal tidak hanya berlaku untuk produk makanan dan minuman, tetapi juga layanan jasa boga seperti restoran, katering, dan dapur hotel. Di sinilah muncul pertanyaan: bagaimana dengan restoran hotel yang masih menjual minuman beralkohol?
Restoran Hotel Bisa Sertifikasi Halal, Tapi Harus Pisahkan Alkohol
BPJPH dan MUI menyatakan bahwa restoran hotel tetap bisa mendapatkan sertifikasi halal, asalkan memenuhi ketentuan utama, yaitu adanya pemisahan yang tegas antara produk halal dan non-halal, baik dari segi bahan, alat, maupun proses penyajiannya.
Artinya, restoran yang ingin mendapatkan sertifikasi halal tidak boleh mencampurkan atau menggunakan alat yang sama untuk minuman beralkohol dan makanan halal. Bahkan dalam pengolahan dan penyimpanan, kedua jenis produk ini harus dipisah secara fisik dan fungsional.
Beberapa syarat agar restoran hotel tetap bisa dapat label halal:
- Dapur, alat masak, dan perlengkapan makan khusus untuk produk halal.
- Area penyimpanan alkohol terpisah dan tidak digunakan bersama dengan bahan halal.
- Penyajian minuman beralkohol tidak dilakukan di area dapur halal.
- Tidak mencampur alkohol dalam makanan yang diaudit sebagai halal.
- Adanya sistem manajemen halal yang dijalankan secara konsisten.
Dengan pemisahan yang jelas ini, restoran hotel tetap bisa menyajikan makanan halal dan mendapatkan sertifikat halal, meskipun di lokasi yang sama juga terdapat bar atau lounge yang menyajikan alkohol.
Studi Kasus: Hotel Berbintang Tetap Bisa Bersertifikat Halal
Beberapa hotel berbintang di Jakarta, Bali, dan kota besar lainnya telah berhasil mendapatkan sertifikat halal untuk restorannya, meski hotel tersebut memiliki bar atau lounge yang menyajikan minuman keras. Kuncinya terletak pada komitmen manajemen hotel dalam mengelola area dan peralatan secara terpisah.
Dalam praktiknya, dapur halal dan bar hotel tidak boleh terintegrasi, bahkan pegawai yang menangani produk halal dan non-halal pun harus berbeda, demi menjamin tidak terjadi kontaminasi silang (cross contamination).
Peran Auditor Halal dalam Proses Sertifikasi
Sebelum mendapatkan label halal, restoran hotel harus melewati proses audit yang ketat dari Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). LPH akan memverifikasi semua aspek operasional restoran, termasuk:
- Asal bahan makanan
- Sistem penyimpanan
- Alur produksi dan penyajian
- Kebersihan dan sanitasi
- Pemisahan area antara halal dan non-halal
Jika hasil audit dinyatakan sesuai, MUI akan menerbitkan fatwa halal, dan BPJPH akan memberikan sertifikat halal resmi yang berlaku untuk jangka waktu tertentu, biasanya 4 tahun.
Pentingnya Informasi yang Transparan Bagi Konsumen
Meski sebuah restoran hotel menyajikan makanan halal dan memiliki label halal resmi, pihak manajemen wajib memberikan informasi transparan kepada konsumen mengenai keberadaan minuman beralkohol di area hotel.
Label halal harus ditempatkan secara jelas di area restoran, dan staf wajib memahami batasan serta standar penyajian makanan halal agar tidak membingungkan tamu Muslim.
Bisa, Tapi dengan Komitmen Tinggi dan Pemisahan Ketat
Jawaban atas pertanyaan “Apakah restoran hotel yang menjual alkohol bisa dapat label halal?” adalah ya, bisa, asalkan memenuhi seluruh syarat yang ditetapkan oleh BPJPH dan MUI. Pemisahan fisik dan prosedural antara produk halal dan non-halal adalah syarat mutlak.
Hotel yang ingin mengakomodasi kebutuhan konsumen Muslim tetap bisa menghadirkan layanan halal tanpa harus menghilangkan menu alkohol, selama pengelolaannya dilakukan secara profesional dan sesuai regulasi halal di Indonesia.
Tips bagi Konsumen Muslim:
- Selalu cek label halal resmi BPJPH di area restoran hotel.
- Tanyakan kepada staf apakah dapur dan alat masak khusus halal.
- Hindari restoran hotel yang menyajikan makanan dan minuman di tempat yang sama tanpa pemisahan jelas.
Jika Anda pemilik hotel atau restoran dan ingin mengetahui cara sertifikasi halal, atau memerlukan konsultasi sistem manajemen halal (SJPH), hubungi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) atau BPJPH untuk langkah selanjutnya.
- Penulis: markom kabarjatengterkini