Keseringan Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Otak Menyusut, Kok Bisa? Ini Penjelasan Medisnya
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sen, 21 Jul 2025
- visibility 87

Jakarta, Kabarjatengterkini.com – Di era digital dan pekerjaan berbasis layar seperti sekarang ini, duduk berjam-jam di depan komputer sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Namun, tahukah Anda bahwa duduk terlalu lama ternyata bisa berdampak serius pada kesehatan otak? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keseringan duduk tanpa diselingi aktivitas fisik bisa membuat otak menyusut, terutama di bagian yang mengatur memori.
Fakta ini tentu mengejutkan, karena selama ini kita lebih banyak mengetahui dampak duduk terlalu lama hanya pada kesehatan fisik, seperti nyeri punggung, obesitas, atau masalah jantung. Namun ternyata, otak kita juga ikut terdampak, bahkan dengan konsekuensi jangka panjang yang tidak boleh disepelekan.
Penelitian: Duduk Lama Berisiko Mengecilkan Otak
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, Los Angeles (UCLA) mengamati lebih dari 1.500 orang dewasa berusia 45 tahun ke atas. Mereka ditanyai tentang durasi duduk setiap harinya, serta menjalani pemindaian otak menggunakan MRI. Hasilnya mencengangkan: semakin lama seseorang duduk dalam sehari, semakin mengecil ukuran lobus temporal medial (MTL), yakni bagian otak yang berperan penting dalam pembentukan memori baru.
“Temuan kami menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari (kurang gerak), seperti duduk terlalu lama, bisa menjadi faktor risiko mengecilnya struktur otak, meskipun seseorang secara keseluruhan terlihat sehat,” jelas Dr. Prabha Siddarth, penulis utama studi tersebut.
Apa Itu Lobus Temporal Medial (MTL) dan Kenapa Penting?
Lobus temporal medial (MTL) adalah bagian dari otak yang sangat penting untuk memori jangka panjang dan proses belajar. Menyusutnya bagian ini sering dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif lainnya. Jika bagian ini menyusut terlalu cepat, maka kemampuan mengingat, fokus, dan belajar akan terganggu.
Studi ini bahkan menekankan bahwa bahkan aktivitas fisik intens sekali pun tidak mampu sepenuhnya mengimbangi efek negatif dari duduk terlalu lama. Artinya, meskipun Anda rutin berolahraga setiap hari, tetap tidak disarankan duduk lebih dari 8 jam tanpa jeda bergerak.
Kenapa Duduk Bisa Memengaruhi Otak?
Ada beberapa penjelasan ilmiah mengapa duduk terlalu lama dapat berpengaruh pada otak:
-
Aliran Darah ke Otak Menurun
Saat Anda duduk dalam waktu lama, terutama dengan posisi membungkuk, aliran darah ke otak bisa berkurang. Otak yang tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi dalam jangka panjang dapat mengalami penyusutan. -
Kurangnya Aktivitas Fisik Menurunkan Neuroplastisitas
Aktivitas fisik seperti berjalan, meregangkan tubuh, atau sekadar berdiri dapat meningkatkan produksi hormon dan senyawa otak yang berfungsi menjaga struktur otak tetap sehat. Duduk terus-menerus menghambat proses ini. -
Peningkatan Peradangan Sistemik
Gaya hidup pasif bisa memicu peradangan kronis dalam tubuh, yang juga berdampak negatif terhadap jaringan otak. Peradangan berkepanjangan dapat merusak sel-sel otak dan mempercepat penuaan.
Tips Menghindari Efek Buruk Duduk Terlalu Lama
Berikut beberapa cara mengurangi dampak negatif dari duduk berkepanjangan terhadap otak:
-
Bangun setiap 30–60 menit dan lakukan peregangan ringan selama 2–5 menit.
-
Gunakan meja berdiri (standing desk) untuk bergantian duduk dan berdiri saat bekerja.
-
Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau peregangan otot setidaknya 30 menit setiap hari.
-
Minum air secara teratur agar Anda terdorong untuk sering ke toilet dan bergerak.
-
Latih otak secara mental dengan membaca, menghafal, atau bermain teka-teki untuk menjaga fungsi kognitif.
Siapa yang Berisiko?
Orang dengan profesi yang mengharuskan duduk sepanjang hari seperti pegawai kantor, editor, penulis, gamer, dan pelajar termasuk dalam kelompok yang paling rentan. Risiko akan meningkat jika gaya hidup pasif disertai pola makan tidak sehat dan kurang tidur.
Waspadai Kebiasaan Duduk Berjam-Jam
Duduk terlalu lama bukan hanya soal fisik yang kaku atau punggung pegal. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa berdampak serius terhadap struktur dan fungsi otak, yang bisa menyebabkan penurunan daya ingat, kesulitan konsentrasi, hingga risiko demensia. Jangan tunggu sampai terlambat—mulailah bergerak lebih sering meski hanya dalam hitungan menit.
Ingat, gerakan kecil bisa berdampak besar bagi kesehatan otak Anda.
- Penulis: markom kabarjatengterkini