Makam Raja Pertama Caracol Ditemukan Setelah 40 Tahun Penggalian: Tonggak Baru Arkeologi Peradaban Maya
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 7

Kabarjatengterkini.com – Setelah lebih dari 40 tahun penggalian intensif, para arkeolog akhirnya berhasil menemukan makam Raja Te K’ab Chaak, raja pertama dari kota kuno Caracol, salah satu pusat peradaban Maya terbesar dan paling berpengaruh di dataran rendah Amerika Tengah pada abad ke-6 dan ke-7.
Penemuan ini menjadi momen penting dalam dunia arkeologi, mengingat Caracol telah lama dikenal sebagai kota utama dalam sejarah peradaban Maya, namun belum pernah ditemukan makam kerajaan yang secara jelas dapat diidentifikasi. Raja Te K’ab Chaak diyakini naik takhta pada tahun 331 M dan dimakamkan sekitar 350 M, menjadikannya tokoh kunci dalam awal kebangkitan Caracol sebagai kekuatan besar di kawasan tersebut.
Lokasi Makam dan Artefak yang Ditemukan
Makam Raja Te K’ab Chaak ditemukan di area yang dikenal sebagai Northeast Acropolis, sebuah kompleks kuno yang diyakini sebagai tempat tinggal para bangsawan serta lokasi pelaksanaan upacara ritual. Lokasi ini berada di pinggiran pusat kota kuno Caracol dan telah lama menarik perhatian para arkeolog.
Di dalam makam, para peneliti menemukan berbagai artefak berharga khas budaya Maya, antara lain:
-
Bejana tanah liat dengan lukisan sosok raja memegang tombak.
-
Bejana lain bergambar Ek Chuah, dewa pedagang Maya, dikelilingi persembahan.
-
Manik-manik giok berbentuk tabung.
-
Kerang laut dan tulang yang diukir secara artistik.
-
Topeng kematian dari mozaik giok, simbol penting dalam pemakaman kerajaan Maya.
Penemuan ini mengindikasikan betapa kuatnya nilai simbolik dan religius dalam prosesi pemakaman kerajaan pada masa itu. Benda-benda tersebut tak hanya berfungsi sebagai bekal kubur, tetapi juga sebagai penegas status dan kepercayaan spiritual masyarakat Maya kuno.
Identitas Raja Te K’ab Chaak: Dewa Hujan Cabang Pohon
Nama Te K’ab Chaak dalam bahasa Maya berarti “Dewa Hujan Cabang Pohon,” sebuah gelar yang menggambarkan kekuatan kosmis sekaligus keterikatan sang raja dengan alam dan kepercayaan lokal. Ia dikenal sebagai pendiri dinasti Caracol yang bertahan lebih dari 460 tahun, menjadikannya sebagai tokoh monumental dalam sejarah politik dan spiritual wilayah tersebut.
Dari sisa jasad yang ditemukan, para peneliti memperkirakan Te K’ab Chaak memiliki tinggi sekitar 170 cm dan telah kehilangan semua giginya sebelum wafat di usia lanjut. Meski informasi tentang kehidupan pribadinya terbatas, warisan yang ditinggalkannya sangat besar bagi sejarah Maya.
Caracol: Kota Maya Besar yang Hilang di Tengah Hutan Belize
Pada masa kejayaannya, Caracol memiliki populasi lebih dari 100.000 jiwa dan mencakup wilayah seluas 177 kilometer persegi, menjadikannya salah satu kota Maya terbesar yang pernah ada. Kota ini memiliki infrastruktur yang canggih, termasuk sistem pertanian bertingkat, jalan kuno, serta bangunan monumental seperti Piramida Caana setinggi 43 meter—struktur buatan manusia tertinggi di Belize hingga kini.
Caracol terletak sekitar 85 kilometer dari pesisir Karibia dan 72 kilometer tenggara dari situs Maya terkenal, Tikal di Guatemala. Namun, seperti banyak kota Maya lainnya, Caracol mengalami kemunduran misterius dan akhirnya ditinggalkan sekitar tahun 900 M.
Jejak Pengaruh Teotihuacán dan Peradaban Lainnya
Sebelumnya, pada tahun 2010, tim arkeolog yang dipimpin oleh pasangan ilmuwan dari University of Houston, Diane dan Arlen Chase, menemukan artefak dari wilayah Meksiko tengah, termasuk bilah obsidian yang berasal dari kota kuno Teotihuacán, menunjukkan adanya pengaruh budaya dari luar.
Namun, makam Te K’ab Chaak yang ditemukan kali ini berasal dari periode lebih awal, sebelum pengaruh Teotihuacán masuk. Hal ini menguatkan teori bahwa raja-raja awal Caracol merupakan penguasa asli Maya, bukan bangsawan hasil asimilasi dari budaya luar.
Menurut Prof. Arlen Chase, hubungan antara Caracol dan Teotihuacán mencerminkan adanya kontak diplomatik dan pertukaran budaya di seluruh Mesoamerika. “Wilayah Meksiko tengah dan Maya saling mengenal praktik ritual masing-masing,” jelasnya.
Penemuan yang Mengubah Sejarah Maya
Penemuan makam Raja Te K’ab Chaak bukan hanya menambah informasi penting tentang asal-usul dinasti kerajaan Caracol, tetapi juga memperkuat pemahaman kita mengenai kekuatan lokal yang membentuk identitas peradaban Maya sebelum adanya pengaruh asing dari Mesoamerika lainnya.
Dengan artefak yang kaya makna dan kondisi struktur makam yang relatif utuh, temuan ini membuka jalan bagi studi lanjutan tentang ritual kerajaan, struktur sosial, dan diplomasi antar-kota dalam dunia Maya kuno.
Kini, reruntuhan Caracol yang tersembunyi di hutan Belize Tengah tidak lagi hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga saksi hidup dari seorang raja pendiri dinasti yang berperan besar dalam membentuk sejarah Mesoamerika.
- Penulis: markom kabarjatengterkini