Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Sains » Arabella dan Anita: Dua Laba-Laba NASA yang Membuat Sejarah di Luar Angkasa

Arabella dan Anita: Dua Laba-Laba NASA yang Membuat Sejarah di Luar Angkasa

  • account_circle markom kabarjatengterkini
  • calendar_month Sel, 22 Jul 2025
  • visibility 52

Kabarjatengterkini.com– Pada tahun 1973, NASA melakukan sebuah eksperimen unik yang melibatkan dua makhluk mungil namun luar biasa: laba-laba. Dalam misi luar angkasa Skylab 3, dua ekor laba-laba betina bernama Arabella dan Anita dikirim ke orbit rendah Bumi untuk menjawab sebuah pertanyaan penting—bisakah laba-laba membuat jaring dalam kondisi tanpa gravitasi?

Eksperimen ini bukan berasal dari laboratorium ilmuwan NASA, melainkan dari ide brilian seorang siswi SMA berusia 17 tahun asal Massachusetts, Amerika Serikat, Judith Miles. Ia mengusulkan eksperimen tersebut pada tahun 1972 sebagai bagian dari program pendidikan NASA yang membuka peluang bagi pelajar untuk merancang eksperimen yang akan dilakukan di stasiun luar angkasa Skylab.

Uniknya, di tahun yang sama, musisi legendaris David Bowie merilis album ikonik bertajuk “The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars”. Meskipun tak berkaitan langsung, momen ini membuat keberangkatan Arabella dan Anita ke luar angkasa terasa semakin simbolis dan menarik perhatian publik.

Misi Arabella dan Anita: Laba-Laba di Mikrogravitasi

Pada 28 Juli 1973, dua laba-laba betina dari spesies European garden spider (Araneus diadematus) dibawa ke luar angkasa dalam misi Skylab 3. Mereka ditempatkan dalam wadah plastik kecil selama peluncuran, dan setelah tiba di luar angkasa, Arabella dipindahkan ke habitat khusus untuk mulai menjalankan eksperimen membuat jaring di lingkungan gravitasi mikro.

Awalnya, Arabella terlihat kesulitan. Jaring yang ia buat di hari pertama terlihat kacau dan tidak beraturan. Namun, hal mengejutkan terjadi di hari kedua: Arabella berhasil membuat jaring yang hampir sempurna, menyerupai bentuk jaring yang biasa ia buat di Bumi.

Tim NASA terkesima. Meskipun berada dalam lingkungan tanpa gravitasi, laba-laba ternyata mampu beradaptasi secara cepat, menunjukkan fleksibilitas biologis yang luar biasa. Melihat hasil tersebut, NASA memutuskan untuk memperpanjang eksperimen dan memindahkan Anita untuk menjalani proses serupa.

Hasil Eksperimen: Adaptasi dan Evolusi di Luar Angkasa

Arabella dan Anita menunjukkan bahwa laba-laba bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan yang benar-benar asing. Mereka mampu memintal jaring, bahkan dengan benang yang lebih halus dari biasanya. Ini mengindikasikan bahwa gravitasi memang memengaruhi proses membangun jaring, namun tidak menjadi faktor mutlak bagi keberhasilan struktur tersebut.

Lebih dari sekadar melihat kemampuan laba-laba membuat jaring, eksperimen ini membantu NASA memahami bagaimana kondisi tanpa gravitasi memengaruhi sistem saraf pusat makhluk hidup. Struktur jaring laba-laba diyakini mencerminkan kondisi dan fungsi saraf mereka. Jika laba-laba bisa beradaptasi, maka ini memberi harapan bahwa manusia pun bisa mengalami penyesuaian serupa saat berada lama di luar angkasa.

Sayangnya, baik Arabella maupun Anita tidak kembali ke Bumi. Mereka diperkirakan meninggal karena dehidrasi di luar angkasa. Meski begitu, kontribusi mereka terhadap sains luar angkasa sangat besar dan dikenang hingga hari ini.

Eksperimen Laba-Laba Berlanjut di ISS

Setelah Arabella dan Anita, eksperimen serupa terus dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh peneliti dari University of Basel yang meneliti perilaku laba-laba Trichonephila clavipes di stasiun luar angkasa International Space Station (ISS).

Hasilnya tak kalah menarik. Di Bumi, jaring laba-laba umumnya asimetris, dengan pusat jaring lebih condong ke atas. Hal ini memudahkan laba-laba untuk bergerak cepat ke arah mangsa. Namun di luar angkasa, laba-laba membentuk jaring yang simetris, menunjukkan bahwa mereka bisa mengubah perilaku alaminya untuk beradaptasi dengan lingkungan nol gravitasi.

Warisan Arabella dan Anita bagi Sains

Eksperimen Arabella dan Anita mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya sangat signifikan. Mereka membuktikan bahwa adaptasi biologis bukan hanya milik manusia, tetapi juga makhluk kecil seperti laba-laba. Hal ini memperluas pemahaman kita tentang kemungkinan kehidupan di luar angkasa, serta bagaimana organisme dari Bumi dapat bertahan dalam kondisi ekstrem.

Eksperimen ini juga membuka jalan bagi lebih banyak penelitian yang melibatkan hewan kecil untuk memahami dampak jangka panjang kehidupan di luar angkasa, baik secara fisiologis maupun psikologis.

Arabella dan Anita, dua laba-laba yang pernah menjelajahi luar angkasa, telah menorehkan sejarah dalam dunia ilmu pengetahuan. Meski berukuran kecil, kontribusi mereka terhadap pemahaman manusia tentang kehidupan di ruang angkasa sangat besar. Kisah mereka bukan hanya tentang laba-laba yang membuat jaring di luar angkasa, tetapi juga tentang inovasi, keberanian, dan rasa ingin tahu manusia yang tak terbatas.

Terima kasih Arabella dan Anita. Warisan kalian akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah eksplorasi luar angkasa.

  • Penulis: markom kabarjatengterkini

Rekomendasi Untuk Anda

  • ASN Harus Kerja Kreatif dan Inovatif, Gubernur Jateng: Perlu Terobosan Masing-masing OPD

    ASN Harus Kerja Kreatif dan Inovatif, Gubernur Jateng: Perlu Terobosan Masing-masing OPD

    • calendar_month Kam, 24 Jul 2025
    • account_circle Anisya Gusti
    • visibility 7
    • 0Komentar

    Semarang, Kabarjatengterkini.com – Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah diharapkan bisa bekerja lebih kreatif dan inovatif. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyampaikan bahwa birokrasi tidak hanya berorientasi pada eksekusi anggaran, tetapi juga perlu terobosan, inisiatif, dan kesadaran kolektif untuk menghasilkan pelayanan maksimal. “Kita tidak akan punya hasil maksimal kalau hanya mengandalkan rutinitas,” ujar Luthfi, […]

  • mars

    Meteorit Mars Terbesar di Bumi Terjual Rp86,5 Miliar, Cetak Rekor Dunia!

    • calendar_month Sen, 21 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 59
    • 0Komentar

      Jakarta, Kabarjatengterkini.com — Dunia lelang kembali mencatat sejarah luar biasa. Sebuah meteorit Mars langka seberat 24,5 kilogram, yang dinamai NWA 16788, berhasil terjual dengan harga fantastis US$ 5,3 juta atau setara dengan Rp 86,5 miliar (dengan kurs Rp 16.329,1). Lelang ini digelar oleh rumah lelang ternama Sotheby’s dan mencetak rekor dunia sebagai meteorit termahal […]

  • brebes

    Perusahaan China Bangun Pabrik Tekstil di Brebes, Bisa Serap 6 Ribu Tenaga Kerja

    • calendar_month Kam, 17 Jul 2025
    • account_circle Anisya Gusti
    • visibility 88
    • 0Komentar

    KabarJatengTerkini.com – Perusahaan asal China PT Xinhai Knitting membangun pabrik di Brebes, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp675 miliar. Pabrik yang beroperasi di bidang tekstil tersebut diperkirakan bisa menyerap 6 ribu tenaga kerja ke depannya. Pembangunan pabrik di Desa Ciampel, Kecamatan Kersana itu disambut hangat oleh Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma. Ia berharap, pembangunan dan […]

  • Polisi Amankan Tiga Preman Berkedok Penagih Utang di Tegal

    Polisi Amankan Tiga Preman Berkedok Penagih Utang di Tegal

    • calendar_month Jum, 16 Mei 2025
    • account_circle admin
    • visibility 7
    • 0Komentar

    kabarjatengterkini.com – Polisi mengamankan tiga preman berkedok penagih utang di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Mereka diantaranya GN (50), PS (44), dan MP (45). Polda Jawa Tengah menangkap ketiga pelaku berdasarkan laporan dari masyarakat yang menjadi korban perampasan sepeda motor. Kasatgas Penegakan Hukum Operasi Aman Candi 2025, AKBP Suryadi mengungkapkan bahwa awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari warga […]

  • dunia

    Larry Ellison Geser Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia, Kekayaan Tembus 251 Miliar Dolar AS

    • calendar_month Jum, 18 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 77
    • 0Komentar

    Kabarjatengterkini.com – Salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison, kini resmi menduduki posisi orang terkaya kedua di dunia, menggeser CEO Meta, Mark Zuckerberg. Di usia 80 tahun, Ellison menunjukkan bahwa usia bukan penghalang untuk terus menorehkan prestasi luar biasa di dunia bisnis dan teknologi. Menurut data terbaru dari Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih Ellison melonjak menjadi […]

  • Hari Kebudayaan Nasional Ditetapkan Setiap 17 Oktober, Fadli Zon Ungkap Alasannya

    Hari Kebudayaan Nasional Ditetapkan Setiap 17 Oktober, Fadli Zon Ungkap Alasannya

    • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
    • account_circle anisya gusti
    • visibility 8
    • 0Komentar

    KabarJatengTerkini.com – Hari Kebudayaan Nasional (HKN) ditetapkan setiap 17 Oktober. Tanggal tersebut memiliki filosofi yang mendalam berkaitan dengan lambang negara dan semboyan yang menjadi bagian dari identitas bangsa. Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mengungkapkan bahwa tanggal tersebut merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo […]

expand_less