Kuburan Paus Purba Ditemukan di Gletser Kutub Utara Rusia, Ilmuwan Temukan Fakta Mengejutkan
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sen, 28 Jul 2025
- visibility 6

Kabarjatengterkini.com – Pencairan gletser di wilayah Kutub Utara Rusia mengungkapkan penemuan mengejutkan: sebuah kuburan purba yang dipenuhi kerangka paus. Penemuan luar biasa ini terjadi di Pulau Wilczek, bagian dari Kepulauan Franz Josef Land — salah satu wilayah paling utara Rusia yang terletak di dalam Lingkar Arktik.
Temuan tersebut dilakukan oleh para ilmuwan dari Arctic and Antarctic Research Institute (AARI) saat mereka sedang meneliti lapisan tanah beku abadi (permafrost) di kawasan tersebut. Pencairan lapisan es akibat perubahan iklim global membuka area tersembunyi yang menyimpan jejak kehidupan laut dari ribuan tahun silam.
Gletser Terbelah, Kuburan Paus Terbuka
Menurut peneliti AARI, Nikita Demidov, perubahan pada gletser Pulau Wilczek terdeteksi melalui pencocokan antara posisi es saat ini dengan citra satelit masa lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam waktu kurang dari 20 tahun, gletser di pulau itu telah terpecah menjadi dua bagian, sehingga membuka area seluas beberapa kilometer persegi.
“Di sinilah kami menemukan banyak tulang paus di teras laut yang baru muncul dari balik es,” jelas Demidov, dikutip dari IFL Science, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, Demidov menambahkan bahwa sebagian kerangka paus masih sangat utuh, meskipun telah tertanam selama ribuan tahun di dalam permafrost. Ia menyebut penemuan ini sebagai indikasi terjadinya perubahan cepat pada permukaan laut dan ekosistem Arktik dalam skala waktu geologis.
Jenis Paus Belum Diumumkan, Penelitian Masih Berlanjut
Hingga kini, jumlah pasti dan jenis paus yang ditemukan belum dipublikasikan secara resmi. Namun, gambar dari lokasi menunjukkan beberapa kerangka berukuran besar, menandakan bahwa ini bukan temuan individu tunggal, melainkan situs kuburan massal.
Peneliti AARI saat ini masih melakukan ekskavasi dan analisis tulang untuk mengetahui usia pasti kerangka, spesies, serta penyebab kematian paus-paus tersebut. Temuan ini diperkirakan berusia beberapa ribu tahun, dan bisa menjadi kunci penting dalam memahami pola migrasi serta dinamika laut purba di Arktik.
Perubahan Iklim Buka Jendela ke Masa Lalu
Perubahan iklim yang menyebabkan pencairan gletser dan permafrost memang menjadi isu global yang mendesak. Data internasional menunjukkan bahwa antara tahun 2000 hingga 2023, dunia telah kehilangan lebih dari 6.542 miliar ton es. Selain mempercepat kenaikan permukaan laut dan mengancam satwa liar, pencairan ini juga membuka akses ke lanskap purba yang sebelumnya terkubur rapat di bawah es selama ribuan hingga puluhan ribu tahun.
Temuan kerangka paus di Pulau Wilczek hanyalah salah satu dari banyak kejutan arkeologis dan paleontologis yang kini bermunculan dari balik lapisan es mencair.
Penemuan Kuburan Paus Lain di Dunia
Menariknya, kuburan paus purba bukanlah hal yang langka — dan tidak selalu ditemukan di laut atau wilayah kutub. Salah satu temuan paling mencengangkan pernah terjadi di Gurun Atacama, Chili, yang merupakan wilayah terkering di Bumi.
Pada 2010, saat pemerintah setempat memperluas jalan raya Pan-Amerika, pekerja konstruksi menemukan 40 kerangka paus dalam kondisi hampir sempurna. Para ilmuwan menduga kawanan paus tersebut mati bersamaan akibat kejadian tunggal seperti ledakan alga beracun yang menghasilkan racun mematikan di lautan.
Rusia pun menyimpan sejarah temuan serupa. Pada era Uni Soviet 1970-an, ilmuwan menemukan situs yang kini dikenal sebagai “Whale Bone Alley” di Pulau Yttygran, pesisir timur laut Rusia. Situs ini menampilkan deretan rahang dan tengkorak paus bowhead yang ditanam secara sistematis di sepanjang jalur tanah, menciptakan struktur menyerupai monumen upacara atau tempat penyembelihan tradisional suku-suku kuno seperti Yupik.
Potensi Besar untuk Ilmu Pengetahuan
Penemuan tulang paus purba di berbagai penjuru dunia membuka peluang besar bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang arkeologi laut, paleontologi, dan perubahan iklim. Dari es Kutub Utara hingga pasir gurun di Amerika Selatan, kerangka paus kuno menjadi saksi bisu perubahan besar di Bumi selama ribuan tahun.
Menurut Demidov, penemuan di Pulau Wilczek juga menunjukkan bahwa wilayah Arktik, yang selama ini dianggap beku dan statis, justru menyimpan dinamika geologi dan ekologis yang luar biasa.
“Penelitian ini memberi kita jendela langka untuk menyaksikan sejarah laut purba. Kami baru menggores permukaannya,” pungkasnya.
Penemuan kuburan paus purba di bawah gletser Kutub Utara Rusia menjadi salah satu bukti kuat bahwa perubahan iklim tidak hanya membawa dampak negatif, tetapi juga menguak misteri kehidupan masa lampau yang selama ini tersembunyi di bawah es.
Dengan semakin cepatnya pencairan es Arktik, para ilmuwan berharap dapat menemukan lebih banyak situs prasejarah lain sebelum jejak-jejak itu rusak atau hilang. Penemuan ini menjadi pengingat bahwa bumi terus berubah, dan sejarahnya masih menyimpan banyak kejutan.
- Penulis: markom kabarjatengterkini