Jokowi Hadiri Reuni Kehutanan UGM Angkatan ’80 di Tengah Isu Ijazah Palsu
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month 17 jam yang lalu
- visibility 1

Kabarjatengterkini.com — Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menghadiri acara reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1980 yang digelar Sabtu (26/7) pagi. Kegiatan ini berlangsung di kampus UGM Yogyakarta dengan tema bertajuk “SPIRIT 80: Guyub, Rukun, Migunani”.
Kehadiran Jokowi menjadi sorotan, bukan hanya karena statusnya sebagai alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980, tetapi juga karena ia hadir di tengah isu sensitif mengenai dugaan ijazah dan skripsi palsu yang kembali mencuat ke publik.
Jokowi Tampil Santai di Tengah Sorotan Publik
Berdasarkan pantauan langsung media, Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 10.20 WIB menggunakan mobil Toyota Alphard berpelat nomor B 1568 AZC. Ia tampak mengenakan kemeja putih lengan panjang, celana panjang hitam, dan sepatu sneakers putih, gaya khas Jokowi yang santai namun tetap formal. Presiden didampingi oleh sang istri, Iriana Jokowi, yang juga tampil sederhana.
Sesampainya di lokasi, Jokowi langsung disambut hangat oleh rekan-rekan alumni Fakultas Kehutanan. Suasana penuh keakraban terasa saat para alumni bersalaman dan berbincang ringan dengan Jokowi. Sesekali, senyum dan tawa kecil terlihat dari Presiden yang tampak nyaman berada di antara teman-teman lamanya.
Turut hadir dalam acara ini, Sekretaris UGM Andi Sandi, yang menyambut langsung kedatangan Jokowi dan Iriana. Acara reuni ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus refleksi bagi alumni untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa dan lingkungan.
Di Tengah Isu Dugaan Skripsi Palsu, Jokowi Tunjukkan Keteguhan Sikap
Meskipun suasana acara penuh kehangatan, tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran Jokowi berlangsung dalam kondisi yang cukup “panas”. Baru-baru ini, isu mengenai dugaan ijazah dan skripsi palsu kembali menyeruak ke permukaan dan bahkan telah masuk ranah hukum.
Pada Selasa (22/7), seorang ahli forensik digital bernama Dr. Rismon Hasiholan Sianipar bersama sejumlah alumni UGM melaporkan Presiden Joko Widodo dan Rektor UGM Prof. Ova Emilia ke Polda DIY. Mereka menduga adanya kejanggalan dalam skripsi yang menjadi syarat kelulusan Jokowi dari Fakultas Kehutanan UGM.
Laporan tersebut diterima oleh pihak kepolisian dan saat ini tengah dalam tahap penyelidikan. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan, yang menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dan tengah melakukan pendalaman terhadap bukti-bukti yang ada.
“Benar Saudara Dr. Rismon Hasiholan telah membuat laporan polisi terkait dugaan penipuan dan/atau pemalsuan. Laporan tersebut masih dalam tahap pendalaman oleh penyidik,” ujar Kombes Ihsan, Rabu (23/7).
Ia juga mengonfirmasi bahwa dua terlapor dalam laporan tersebut adalah Jokowi dan Prof. Ova Emilia. Hal ini tentunya menjadi perhatian publik mengingat status Jokowi sebagai mantan Presiden dan tokoh nasional.
Rismon dalam keterangannya menyebutkan bahwa skripsi merupakan elemen kunci dalam proses akademik. “Tanpa skripsi, maka ijazah tidak sah,” tegasnya. Oleh sebab itu, ia mendorong UGM untuk lebih transparan dan membuka akses publik terhadap arsip akademik mantan mahasiswa, termasuk milik Jokowi.
Respons Jokowi: Diam Tapi Hadir
Menariknya, meski tengah diterpa isu besar, Jokowi memilih untuk hadir di acara reuni dan menunjukkan sikap tenang. Ia tidak memberikan komentar langsung terkait laporan hukum yang sedang berlangsung. Namun kehadirannya dapat dianggap sebagai bentuk kepercayaan diri dan komitmen untuk tetap terhubung dengan almamaternya.
Langkah ini juga bisa dimaknai sebagai pesan bahwa Jokowi tidak menghindari publik atau komunitas akademik UGM, meski sedang dalam sorotan. Bahkan, banyak alumni yang tampak tetap memberikan dukungan dan kehangatan dalam pertemuan tersebut.
Reuni Alumni: Refleksi dan Harapan
Acara reuni bertema “SPIRIT 80: Guyub Rukun Migunani” menjadi momen nostalgia sekaligus panggilan untuk memperkuat kontribusi alumni bagi masyarakat. “Guyub rukun” menggambarkan semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas angkatan ’80, sementara “migunani” berarti bermanfaat—sebuah dorongan agar alumni tetap relevan dan berguna bagi bangsa.
Dengan kehadiran Jokowi, acara ini menjadi simbol kuat bahwa alumni UGM tetap aktif dalam ruang sosial dan politik nasional. Reuni ini bukan hanya sebagai temu kangen, tetapi juga forum mempererat solidaritas di tengah berbagai tantangan.
Jokowi dan Dinamika Kehidupan Akademik
Isu ijazah palsu yang melibatkan nama besar seperti Jokowi tentu memancing banyak perhatian. Namun kehadirannya dalam reuni Fakultas Kehutanan UGM menunjukkan sisi lain dari mantan Presiden: pribadi yang tetap menjalin silaturahmi dengan rekan-rekannya dan menghargai akar akademiknya.
Proses hukum akan berjalan sesuai mekanisme, namun publik tentu menantikan kejelasan dan keterbukaan dari semua pihak, termasuk Universitas Gadjah Mada. Sementara itu, reuni alumni ini menjadi pengingat pentingnya menjaga integritas dan nilai-nilai keilmuan dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
- Penulis: markom kabarjatengterkini