Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Sains » Tontonan ‘Tung Tung Sahur’ hingga ‘Tralarelo’: Seru atau Bahaya Bikin Otak Rusak?

Tontonan ‘Tung Tung Sahur’ hingga ‘Tralarelo’: Seru atau Bahaya Bikin Otak Rusak?

  • account_circle markom kabarjatengterkini
  • calendar_month Kam, 24 Jul 2025
  • visibility 5

Kabarjatengterkini.com– Di era digital saat ini, anak-anak zaman sekarang punya tontonan yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Video-video seperti “Tung Tung Sahur”, “Balerina Cappuccino”, “Tralarelo Tralala”, dan berbagai klip absurd dengan suara aneh dan visual kacau, menjadi sajian favorit di layar ponsel mereka. Konten-konten ini diputar berulang-ulang, sampai-sampai orang tua pun mulai hafal nama-nama konten absurd tersebut. Awalnya terlihat lucu dan bikin penasaran, namun benarkah tontonan semacam ini aman untuk perkembangan anak?

Apa Itu Konten Anomali?

Fenomena yang tengah marak ini dikenal sebagai konten anomali, sebuah jenis video yang tidak memiliki alur cerita jelas, durasinya sangat singkat, dan disusun dari potongan-potongan video acak dengan efek suara berlebihan. Konten ini biasanya menampilkan karakter-karakter absurd, hasil gabungan antara hewan, manusia, atau benda-benda lain yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Konten anomali sangat populer di platform seperti TikTok dan YouTube Shorts, di mana pengguna bisa mengaksesnya kapan saja dan dengan mudah. Meski terdengar seperti hiburan ringan, konten singkat dan repetitif ini sebenarnya berpotensi menimbulkan dampak negatif pada perkembangan psikologis anak.

Dampak Konten Anomali: Risiko Brain Rot pada Anak

Peneliti dan ahli kesehatan mental kini mulai memperingatkan bahaya dari konsumsi konten anomali secara berlebihan. Istilah brain rot digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika otak mengalami penurunan fungsi kognitif akibat konsumsi konten digital yang berulang dan kurang berkualitas.

Henry David Thoreau pertama kali memperkenalkan istilah brain rot pada tahun 1854, meskipun saat itu belum terkait dengan konten digital. Baru pada tahun 2024, brain rot menjadi Oxford Word of the Year, menandai kekhawatiran atas kerusakan otak generasi muda akibat konsumsi konten digital murah dan tidak bermakna, seperti video absurd dan scrolling tanpa tujuan di media sosial.

Bagaimana Konten Anomali Menyebabkan Brain Rot?

Sri Idaiani, psikiater dan peneliti dari Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa paparan terus-menerus terhadap konten anomali yang bersifat singkat, repetitif, dan sangat adaptif bisa memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan pengguna. “Konten ini juga membuat pengguna menjadi mudah lupa karena terbiasa dengan informasi yang dangkal dan cepat,” ujar Sri dalam akun Instagram resmi @brin_Indonesia.

Sri menambahkan, meskipun konten panjang yang minim nilai juga berpotensi mengganggu jika digunakan berlebihan, kenyataannya justru konten pendek minim nilai yang lebih banyak beredar dan digemari. “Fenomena ini mencerminkan pergeseran preferensi masyarakat yang lebih memilih kecepatan dan hiburan ketimbang kedalaman dan substansi,” jelasnya.

Paparan berlebihan terhadap konten seperti ini dapat menyebabkan gangguan pada plastisitas otak, overstimulasi dopamin, dan kelelahan mental. Jika dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa sangat merusak fungsi otak lainnya.

Pentingnya Pilihan Konten Berkualitas untuk Anak

Menurut Sri, menonton konten media sosial sebaiknya dilakukan secara bijak dan secukupnya. Memilih konten yang berkualitas, baik berupa video pendek maupun panjang, sangat penting untuk mendukung perkembangan kognitif anak. “Biasakan menonton hingga selesai agar informasi yang diperoleh lebih utuh dan komprehensif,” tambahnya.

Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap efek negatif dari screen time berkualitas rendah. Di sinilah peran orang tua sangat vital, mulai dari memilihkan konten yang baik, membatasi durasi menonton, hingga mengutamakan interaksi nyata dengan anak.

Solusi Mengatasi Kecanduan Konten Anomali

Jika anak sudah terlanjur kecanduan konten anomali, bukan berarti tidak ada jalan keluarnya. Orang tua bisa mulai secara perlahan mengganti waktu layar dengan aktivitas nyata yang menyenangkan, seperti membaca buku bersama, bermain di luar rumah, atau sekadar jalan sore sambil mengobrol. Konsistensi dan keterlibatan emosional sangat dibutuhkan dalam proses ini.

Anak-anak tidak hanya butuh layar yang penuh suara dan gambar berlebihan. Mereka butuh kehadiran orang tua yang nyata dan perhatian yang penuh kasih sayang.

Konten Digital = Makanan Otak

Kini, memilih konten digital untuk anak sama pentingnya dengan memilih makanan yang mereka konsumsi. Sama seperti tubuh yang bisa rusak akibat junk food, otak anak pun berpotensi rusak akibat junk content — konten digital yang tidak bergizi dan berlebihan.

Oleh karena itu, membatasi konsumsi konten anomali dan menggantinya dengan tontonan yang edukatif, kreatif, dan mendukung perkembangan mental sangat penting demi masa depan generasi muda.

Konten anomali memang menghibur dan populer di kalangan anak muda, namun bahayanya tidak boleh diabaikan. Dampak brain rot akibat konsumsi konten absurd yang berulang berpotensi merusak fungsi otak dan perkembangan psikologis anak. Peran orang tua sangat krusial dalam mengawasi, memilih konten berkualitas, dan memastikan anak punya keseimbangan antara dunia digital dan interaksi nyata.

Dengan pengawasan dan kebijakan tepat, kita bisa melindungi generasi penerus dari dampak negatif konten anomali dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang cerdas dan sehat secara mental.

 

  • Penulis: markom kabarjatengterkini

Rekomendasi Untuk Anda

  • Operasi Patuh Candi 2025 di Jateng Bakal Dimulai 14 Juli

    Operasi Patuh Candi 2025 di Jateng Bakal Dimulai 14 Juli

    • calendar_month Jum, 11 Jul 2025
    • account_circle admin
    • visibility 5
    • 0Komentar

      kabarjatengterkini.com – Operasi Patuh Candi 2025 bakal dimulai Senin (14/7/2025) hingga Minggu (27/7/2025) atau selama 14 hari. Operasi ini merupakan operasi kewilayahan yang dilakukan di seluruh daerah hukum Polda Jateng. Sebelum operasi dilaksanakan, Polda Jawa Tengah menggelar Latihan Pra Operasi (Latpraops) Patuh Candi 2025 pada Jumat (11/7/2025). Kegiatan Latpraops dipimpin langsung oleh Kepala Biro (Karo) […]

  • swiss

    Swiss-Belresidences Rasuna Epicentrum Kolaborasi dengan Putri Duyung Indonesia, Hadirkan Kursus Renang Putri Duyung di Jakarta

    • calendar_month Sel, 22 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 10
    • 0Komentar

    Kabarjatengterkini.com– Siapa yang tidak pernah bermimpi menjadi putri duyung saat kecil? Bayangan berenang bebas dengan ekor yang indah, menyelam di lautan lepas, dan menjadi bagian dunia fantasi sering kali menjadi impian banyak anak-anak. Kini, mimpi tersebut bisa diwujudkan secara nyata di Jakarta. Swiss-Belresidences Rasuna Epicentrum mengumumkan kolaborasi unik bersama Putri Duyung Indonesia untuk menghadirkan kursus […]

  • Menang dari China dalam Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Member Skuad Garuda Dapat Bingkisan dari Presiden RI

    Menang dari China dalam Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Member Skuad Garuda Dapat Bingkisan dari Presiden RI

    • calendar_month Sab, 7 Jun 2025
    • account_circle admin
    • visibility 8
    • 0Komentar

    kabarjatengterkini.com – Usai kalahkan tim sepakbola China dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia beberapa hari lalu, Timnas Indonesia berkunjung ke kediaman Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan tersebut, para anggota juga mendapatkan hadiah istimewa. Kapten timnas, Jay Idzes turut mengucapkan terima kasih atas undangan makan siang, pada Jumat (6/6/2025) kemarin. Ia juga membenarkan bahwa goodie bag berwarna […]

  • Telepon dan Video WhatsApp Bakal Dibatasi, Mengapa?

    Telepon dan Video WhatsApp Bakal Dibatasi, Mengapa?

    • calendar_month Jum, 18 Jul 2025
    • account_circle Agriantika Fallent
    • visibility 70
    • 0Komentar

    Kabarjatengterkini.com – Pemerintah berencana membatasi layanan dasar Over-The-Top (OTT) seperti telepon dan panggilan video WhatsApp. Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kemkomdigi Denny Setiawan mengatakan bahwa rencana itu sedang dikaji. “Masih wacana ya, masih diskusi. Intinya kan cari jalan tengah, bagaimana layanan masyarakat tetap berjalan,” ujar Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kemkomdigi Denny Setiawan […]

  • lama

    Keseringan Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Otak Menyusut, Kok Bisa? Ini Penjelasan Medisnya

    • calendar_month Sen, 21 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 86
    • 0Komentar

    Jakarta, Kabarjatengterkini.com – Di era digital dan pekerjaan berbasis layar seperti sekarang ini, duduk berjam-jam di depan komputer sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Namun, tahukah Anda bahwa duduk terlalu lama ternyata bisa berdampak serius pada kesehatan otak? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keseringan duduk tanpa diselingi aktivitas fisik bisa membuat otak menyusut, terutama di bagian yang […]

  • iklim

    Waspada! Perubahan Iklim Bisa Bangkitkan Ratusan Gunung Api Tidur di Bawah Es

    • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
    • account_circle markom kabarjatengterkini
    • visibility 6
    • 0Komentar

    Kabarjatengterkini.com– Perubahan iklim selama ini dikenal sebagai penyebab mencairnya gunung es dan naiknya permukaan laut. Namun, riset terbaru mengungkap ancaman tersembunyi lain yang tidak kalah mengkhawatirkan: bangkitnya ratusan gunung berapi tidur yang tersembunyi di bawah lapisan es tebal. Studi baru yang dipresentasikan dalam Konferensi Goldschmidt 2025 di Praha, Ceko, memetakan dinamika magma di bawah gletser […]

expand_less