Penemuan Spektakuler di Palung Mariana: Ribuan Cacing Laut dan Moluska Hidup Nyaris 10 Km di Bawah Laut
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Jum, 1 Agu 2025
- visibility 135

Kabarjatengterkini.com– Palung Mariana kembali mengungkap rahasianya. Sebuah kapal selam tak berawak milik China menemukan koloni cacing laut dan moluska dalam jumlah besar di kedalaman hampir 10 kilometer di bawah permukaan laut—menjadikannya sebagai penemuan komunitas makhluk hidup terdalam yang pernah tercatat di Bumi.
Ditemukan oleh Kapal Selam Tak Berawak “Fendouzhe”
Penemuan luar biasa ini diumumkan dalam jurnal ilmiah bergengsi Nature pada Rabu, 24 Juli 2025. Dilansir oleh kantor berita AFP, penemuan ini dilakukan oleh kapal selam robotik milik China bernama Fendouzhe atau “Sang Pejuang”.
Sepanjang tahun lalu, Fendouzhe telah menyelesaikan 23 kali misi penyelaman di wilayah Palung Mariana, Samudra Pasifik barat. Dari kedalaman antara 2.500 hingga 9.533 meter, para ilmuwan menemukan koloni besar cacing laut tubeworm dan moluska bivalvia (kerang-kerangan), serta berbagai bentuk kehidupan laut ekstrem lainnya.
Koloni Kehidupan Laut di Kedalaman Ekstrem
Rekaman video dari misi penyelaman menunjukkan ladang cacing laut sepanjang 30 sentimeter, serta kerang, moluska, dan krustasea berduri dalam jumlah besar. Tak hanya itu, terdeteksi juga kehadiran cacing laut yang mengambang bebas, teripang, lili laut, serta invertebrata laut lainnya yang sebelumnya belum pernah diamati pada kedalaman serupa.
Peneliti menyatakan bahwa komunitas ini adalah komunitas berbasis kemosintesis terdalam dan terluas yang pernah ditemukan di lautan. Ini membuka kemungkinan bahwa kehidupan di dasar laut bisa jauh lebih beragam daripada yang selama ini diperkirakan.
Hidup Tanpa Sinar Matahari: Mengandalkan Kemosintesis
Jika hampir seluruh kehidupan di Bumi mengandalkan sinar matahari, makhluk-makhluk ini justru hidup sepenuhnya dalam kegelapan mutlak, tanpa akses cahaya. Mereka bertahan hidup melalui kemosintesis, yaitu proses di mana mikroba menggunakan energi dari senyawa kimia seperti metana untuk menghasilkan makanan.
Tim peneliti juga menemukan bahwa makhluk seperti tubeworm berkumpul di sekitar permukaan mikroba yang menyerupai gumpalan salju putih, tempat di mana gas metana secara alami diproduksi dari dasar laut.
“Ini adalah bukti kuat bahwa kehidupan tidak memerlukan sinar matahari untuk berkembang,” kata seorang peneliti dalam laporan tersebut. “Yang mereka butuhkan hanyalah sumber energi—dan dalam hal ini, energi kimia dari perut Bumi.”
Dapat Menjadi Umum di Palung-Palung Laut Lain
Karena banyak palung laut memiliki karakteristik geologi dan kimia yang serupa dengan Palung Mariana, para ilmuwan memperkirakan bahwa komunitas semacam ini mungkin lebih umum dan tersebar luas di kedalaman samudra dunia. Penemuan ini bisa mengubah pemahaman kita tentang persebaran dan evolusi kehidupan di planet ini.
Sebelumnya, para peneliti hanya menemukan mikroorganisme bersel tunggal di dasar laut terdalam. Namun penemuan kali ini menunjukkan bahwa hewan laut berukuran besar pun dapat hidup dan berkembang biak di lingkungan ekstrem seperti itu.
Implikasi Terhadap Tambang Laut Dalam
Penemuan ini datang di tengah debat global mengenai eksplorasi tambang laut dalam, di mana beberapa negara besar seperti China dan Amerika Serikat menunjukkan ketertarikan terhadap eksploitasi mineral berharga di dasar laut.
Namun para ilmuwan memperingatkan bahwa ekosistem seperti ini sangat rapuh. Eksplorasi yang agresif tanpa pemahaman ekologi yang mendalam dapat menghancurkan habitat yang belum pernah dipelajari secara menyeluruh.
Lembaga seperti International Seabed Authority (ISA) hingga kini masih menyusun regulasi untuk mengatur pertambangan laut dalam. Banyak pihak meminta agar penemuan ilmiah dijadikan dasar utama dalam pengambilan kebijakan eksplorasi.
Palung Mariana: Dunia Asing di Dalam Bumi
Palung Mariana merupakan titik terdalam lautan di Bumi, mencapai lebih dari 11.000 meter, lebih dalam dibandingkan ketinggian Gunung Everest. Tekanan air di dasar palung mencapai 8 ton per inci persegi—cukup untuk meremukkan baja.
Sejak pertama kali dijelajahi oleh manusia pada tahun 1960, sangat sedikit ekspedisi yang berhasil mencapai dasar Palung Mariana. Salah satu misi paling terkenal dilakukan oleh sutradara Hollywood, James Cameron, pada 2012. Ia menggambarkan dasar palung sebagai tempat sunyi, asing, dan seperti dunia lain.
Penemuan yang Mengubah Pemahaman Tentang Kehidupan
Penemuan koloni cacing laut dan moluska di Palung Mariana menjadi tonggak sejarah baru dalam eksplorasi samudra dan ilmu kehidupan. Kehidupan yang tidak bergantung pada cahaya, mampu bertahan di tekanan ekstrem dan kegelapan abadi, menunjukkan bahwa alam semesta Bumi jauh lebih kompleks dan menakjubkan daripada yang kita bayangkan.
Penelitian ini menjadi pengingat bahwa lautan dalam masih menyimpan misteri yang belum terungkap. Dan seiring meningkatnya minat pada eksplorasi dan penambangan laut dalam, perlindungan ekosistem unik ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh umat manusia.
- Penulis: markom kabarjatengterkini