Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Tutup Sydney Harbour Bridge, Julian Assange Ikut Berbaris
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sen, 4 Agu 2025
- visibility 111

Kabarjatengterkini.com– Pada Minggu (3/9), puluhan ribu pengunjuk rasa pro-Palestina menggelar aksi besar-besaran di Sydney, Australia. Demonstrasi tersebut mencapai puncaknya saat massa berbaris melintasi Sydney Harbour Bridge, salah satu landmark paling terkenal di dunia, yang sampai harus ditutup akibat membludaknya kerumunan. Unjuk rasa ini menjadi sorotan internasional, terutama karena hadirnya tokoh kontroversial sekaligus pendiri WikiLeaks, Julian Assange, yang ikut berbaris bersama keluarga dan sejumlah tokoh politik.
Julian Assange dan Tokoh Politik Bergabung dalam Demonstrasi
Julian Assange, yang kembali ke Australia pada tahun lalu setelah bebas dari penjara dengan pengamanan tinggi di Inggris, tampak bersama keluarganya dalam aksi solidaritas ini. Selain Assange, hadir pula mantan Menteri Luar Negeri Australia sekaligus mantan Perdana Menteri New South Wales, Bob Carr, yang ikut serta berbaris menegaskan dukungan mereka kepada rakyat Palestina. Meski demikian, Assange tidak memberikan pidato maupun pernyataan resmi kepada media selama acara berlangsung.
Tuntutan Pengunjuk Rasa: Gencatan Senjata dan Pengakuan Negara Palestina
Pengunjuk rasa yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat ini menyuarakan tuntutan yang kuat terhadap konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Mereka meneriakkan slogan seperti “gencatan senjata sekarang” dan “free Palestine” dengan suara lantang, meski cuaca tidak bersahabat—angin kencang dan hujan deras tidak menyurutkan semangat demonstran. Puluhan pengunjuk rasa juga membawa spanduk yang memuat nama-nama ribuan anak Palestina yang tewas dalam konflik, mempertegas sisi kemanusiaan dari aksi tersebut.
Respons Pemerintah Australia dan Sikap Internasional
Australia sendiri hingga kini belum secara resmi mengakui negara Palestina, meskipun pemerintahnya telah menyerukan agar perang di Gaza segera diakhiri. Namun dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Selasa lalu bersama lebih dari selusin negara lainnya, Australia menyatakan “kesediaan atau pertimbangan positif” untuk mengakui negara Palestina sebagai langkah menuju solusi dua negara yang telah lama diupayakan dalam diplomasi internasional.
Beberapa negara seperti Prancis, Inggris, dan Kanada telah menyuarakan niat mereka untuk secara diplomatis mengakui negara Palestina, walaupun terkadang dengan syarat tertentu. Sikap ini muncul di tengah meningkatnya kritik dan kekhawatiran global terkait kondisi kemanusiaan di Gaza, khususnya malnutrisi yang melanda warga sipil akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
Pengamanan Ketat Selama Demonstrasi
Pihak Kepolisian New South Wales mengerahkan ratusan staf tambahan untuk memastikan keamanan selama aksi berlangsung. Meski begitu, demonstrasi berjalan dengan damai dan terorganisir. Aksi ini menegaskan solidaritas masyarakat Australia terhadap penderitaan rakyat Palestina sekaligus menambah tekanan pada pemerintah untuk mengambil langkah diplomatik yang lebih tegas.
Dukungan Politik Lokal untuk Pengakuan Palestina
Tidak hanya tokoh masyarakat dan aktivis, anggota parlemen dari Partai Buruh, Ed Husic, juga turut hadir dan menyerukan agar partai yang saat ini memimpin pemerintahan, yakni Partai Buruh yang dipimpin Perdana Menteri Anthony Albanese, segera mengambil langkah untuk mengakui negara Palestina secara resmi. Seruan ini sejalan dengan semakin meluasnya tuntutan publik agar pemerintah bertindak lebih jelas dalam konflik yang sudah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Tekanan Internasional pada Israel
Konflik yang terus berlanjut telah membuat Israel berada di bawah sorotan dan tekanan internasional yang kian meningkat. Banyak negara dan organisasi internasional menyerukan agar pertumpahan darah segera dihentikan dan mengutuk keras tingginya korban sipil, khususnya anak-anak yang menjadi korban dalam perang ini. Demonstrasi di Sydney ini menjadi salah satu bentuk solidaritas masyarakat global terhadap situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah tersebut.
Demonstrasi pro-Palestina di Sydney pada 3 September 2025 ini bukan hanya sekadar aksi massa biasa. Dengan kehadiran tokoh seperti Julian Assange dan tokoh politik berpengaruh, aksi ini membawa pesan kuat tentang keprihatinan terhadap konflik Gaza dan mendesak pemerintah Australia untuk mengambil sikap yang lebih tegas dalam mengakui negara Palestina dan mengakhiri perang. Aksi damai dengan skala besar ini juga menunjukkan bahwa solidaritas internasional terhadap Palestina terus meningkat, sementara dunia tetap mengawasi perkembangan konflik yang telah memakan korban jiwa begitu banyak.
- Penulis: markom kabarjatengterkini