Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin Kecam Kekerasan yang Menewaskan Prada Lucky Namo
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sen, 11 Agu 2025
- visibility 19

Kabarjatengterkini.com – Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mengecam keras tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh empat orang prajurit senior terhadap Prada Lucky Namo (23), yang berujung pada kematian korban. TB Hasanuddin menegaskan bahwa para pelaku harus dihukum dengan seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di lingkungan TNI.
Dalam pernyataannya, TB Hasanuddin menyatakan bahwa insiden kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum dan nilai-nilai keprajuritan. Ia menilai bahwa tindakan seperti ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak citra TNI sebagai lembaga yang seharusnya menjunjung tinggi profesionalisme dan kemanusiaan.
“Tindakan kekerasan oleh para senior terhadap junior seperti ini sudah jelas melanggar hukum dan nilai-nilai keprajuritan. Apalagi sampai menyebabkan korban jiwa. Para pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” tegasnya, Senin (11/8/2025).
Pengeroyokan yang Melibatkan Beberapa Pelaku
Menurut TB Hasanuddin, keterlibatan lebih dari satu orang dalam insiden ini mengindikasikan adanya unsur pengeroyokan. Keempat pelaku yang terlibat diduga melakukan kekerasan terhadap Prada Lucky Namo, yang tidak melawan karena merasa sebagai junior. Situasi ini semakin memperburuk kondisi, karena kekerasan semacam ini mengarah pada pelanggaran berat dalam disiplin militer.
“Kalau sampai empat orang terlibat, ini bukan sekadar insiden, tapi pengeroyokan. Korban pun tidak melawan karena merasa sebagai junior. Pengadilan militer harus memproses kasus ini dengan serius, transparan, dan menjatuhkan hukuman yang setimpal,” jelas TB Hasanuddin. Ia juga menegaskan bahwa proses hukum harus dilakukan secara adil dan terbuka, serta menuntut sanksi maksimal, termasuk pemecatan terhadap para pelaku yang terbukti bersalah.
Reformasi Budaya dan Pembinaan di Tubuh TNI
Lebih lanjut, TB Hasanuddin menyuarakan perlunya reformasi budaya di dalam tubuh TNI, terutama dalam hal hubungan antara prajurit senior dan junior. Ia mengimbau agar TNI segera menyusun pedoman yang jelas untuk memastikan bahwa pembinaan di lingkungan TNI tidak disalahgunakan sebagai ajang kekerasan.
“Hubungan senior-junior perlu dibenahi. Pembinaan, arahan, dan teguran adalah hal yang wajar. Tapi ketika kekerasan masuk, itu sudah ranah pidana. Ini harus menjadi kesadaran bersama di tubuh TNI,” tegasnya.
Selain itu, TB Hasanuddin juga menyoroti praktik tradisi satuan yang kadang kala menjadi celah terjadinya kekerasan di lingkungan TNI. Ia meminta agar kegiatan tradisi tersebut tetap dilaksanakan, namun dengan pengawasan yang lebih ketat dan aturan yang jelas dari para komandan satuan.
“Acara tradisi boleh, tapi harus dibuat sehat dan aman. Kalau lari atau latihan fisik, tentu ada batas dan ketentuan yang jelas. Jangan sampai kegiatan ini malah memakan korban. Pengawasan dari para komandan menjadi kunci,” katanya.
Kodam IX Udayana Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Kekerasan di TNI
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam IX Udayana, Kolonel Inf Candra, menyampaikan bahwa kasus ini masih dalam penanganan intensif oleh pihak militer. Meskipun proses hukum sedang berjalan, pihak Kodam IX Udayana tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah bagi para pelaku. Namun, jika terbukti bersalah, TNI akan menindak tegas sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku di lingkungan militer.
“Kami ingin menegaskan bahwa tidak ada ruang di tubuh TNI AD bagi tindakan kekerasan, penyalahgunaan wewenang, atau perilaku menyimpang lainnya,” ujar Kolonel Candra.
Pesan Presiden Prabowo: Latihan TNI Tanpa Kekejaman
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, juga memberikan pernyataan terkait insiden ini. Dalam upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, pada Minggu (10/8/2025), Prabowo berpesan agar seluruh panglima pasukan TNI melatih prajuritnya dengan keras namun tanpa kekejaman.
“Saya titip saudara-saudara sekalian jaga pasukanmu sebaik-baiknya, bina anak buahmu sebaik-baiknya, anak buahmu adalah bagaikan anak kandungmu sendiri,” ujar Presiden Prabowo.
Prabowo menegaskan pentingnya pelatihan keras, tetapi harus dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Presiden juga mengingatkan bahwa setiap komandan harus memperlakukan pasukannya dengan penuh perhatian dan kasih sayang, seolah-olah mereka adalah anak kandungnya sendiri, agar tidak ada lagi kekerasan dalam latihan.
Tindak Lanjut Kasus dan Proses Hukum
Sejak Rabu malam (6/8/2025), keempat pelaku yang terlibat dalam kekerasan terhadap Prada Lucky Namo telah ditangkap dan ditahan di Ruang Tahanan Subdetasemen Polisi Militer (Subdenpom) Ende. Proses pemeriksaan sedang berlangsung, dan TNI berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini dengan cepat dan transparan.
Kekerasan terhadap prajurit junior oleh senior yang terjadi di lingkungan TNI telah mengundang kecaman dari berbagai pihak, termasuk anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin. Ia menegaskan bahwa proses hukum harus dilakukan dengan serius dan menuntut hukuman yang setimpal bagi pelaku. Selain itu, TB Hasanuddin juga menyerukan reformasi dalam budaya keprajuritan, khususnya dalam hubungan antara senior dan junior. Hal ini untuk memastikan tidak ada lagi kekerasan yang terjadi di tubuh TNI. TNI sendiri berkomitmen untuk menegakkan disiplin dan profesionalisme, serta tidak memberi ruang bagi perilaku kekerasan dalam tubuh angkatan darat.
- Penulis: markom kabarjatengterkini