Presiden Iran Masoud Pezeshkian Alami Luka Ringan saat Kabur dari Upaya Pembunuhan oleh Israel
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sen, 14 Jul 2025
- visibility 16

Kabarjatengterkini.com – Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat melarikan diri dari upaya pembunuhan yang dilancarkan oleh Israel pada 15 Juni 2025 lalu. Serangan tersebut terjadi ketika Pezeshkian tengah menghadiri rapat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi di sebuah gedung pemerintahan di bagian barat ibu kota Teheran.
Informasi mengejutkan ini pertama kali diungkap oleh seorang pejabat senior Iran kepada media asal Qatar, Al-Jazeera, pada Minggu (13/7). Pejabat yang identitasnya dirahasiakan itu menyebut bahwa upaya pembunuhan terhadap Presiden Pezeshkian merupakan bagian dari serangan terkoordinasi yang ditujukan kepada pucuk pimpinan Iran, termasuk kepala eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Target: Menggulingkan Pemerintahan Republik Islam Iran
“Tujuan utama dari serangan ini adalah menggulingkan pemerintahan Republik Islam Iran yang telah berkuasa sejak Revolusi 1979,” ujar pejabat tersebut. Ia juga menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam atas aksi provokatif yang disebutnya sebagai agresi terang-terangan dari Tel Aviv.
“Upaya ini tidak akan berhasil tanpa Israel membayar harganya,” tegasnya.
Kabar mengenai serangan terhadap Presiden Pezeshkian juga dilaporkan oleh kantor berita semi-resmi Iran, Fars News Agency. Dalam laporannya, Fars menyebut bahwa gedung tempat berlangsungnya rapat Dewan Keamanan Nasional dihantam enam rudal yang diduga diluncurkan oleh Israel. Serangan diarahkan secara spesifik ke pintu keluar ruangan dan sistem ventilasi bangunan.
Serangan Rudal Picu Pemadaman Listrik dan Kepanikan
Akibat dari serangan rudal tersebut, aliran listrik di seluruh gedung padam total, menciptakan kekacauan dan kepanikan di antara para pejabat yang tengah berkumpul. Mereka berhamburan melalui jalur darurat untuk menyelamatkan diri.
Presiden Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan di bagian kaki ketika berusaha melarikan diri dari lokasi kejadian. Meski demikian, kondisi kesehatannya kini telah stabil dan tetap menjalankan tugas-tugas kenegaraan seperti biasa.
“Otoritas sedang meluncurkan investigasi untuk mencari tahu kemungkinan adanya mata-mata Israel mengingat akurasi intelijen musuh yang sangat tepat,” tulis Fars dalam laporannya.
Dugaan Infiltrasi Intelijen Israel di Iran
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan elite politik Iran mengenai kemungkinan adanya infiltrasi intelijen asing di dalam tubuh pemerintahan. Akurasi serangan yang secara langsung menargetkan jalur evakuasi dan sistem ventilasi menimbulkan spekulasi adanya kebocoran informasi dari dalam.
Sejumlah pengamat menyebut bahwa keberhasilan Israel dalam mengetahui lokasi serta waktu rapat Dewan Keamanan Nasional merupakan bukti dari operasi intelijen tingkat tinggi yang telah dipersiapkan secara matang.
Pezeshkian: “Mereka Sudah Mencoba, Tapi Mereka Gagal”
Dalam pernyataan publiknya pekan lalu, Presiden Pezeshkian untuk pertama kalinya mengakui bahwa Israel memang telah berusaha menghabisi nyawanya selama konflik 12 hari yang berlangsung bulan lalu.
“Mereka sudah mencoba, tapi mereka gagal,” kata Pezeshkian kepada media lokal. Ia juga menambahkan bahwa bangsa Iran tidak akan gentar menghadapi tekanan dari luar dan akan tetap mempertahankan kedaulatan serta integritas nasional mereka.
Latar Belakang Perang 12 Hari Iran-Israel
Serangan terhadap Presiden Pezeshkian terjadi di tengah konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang meletus awal Juni 2025 dan berlangsung selama 12 hari. Kedua negara saling meluncurkan serangan udara dan rudal balistik sebagai bentuk respons terhadap berbagai insiden yang terjadi sebelumnya di wilayah Timur Tengah.
Konflik ini menandai eskalasi terburuk dalam hubungan Iran dan Israel dalam dua dekade terakhir. Beberapa analis internasional menyebut bahwa perang 12 hari tersebut dapat memicu ketegangan lebih luas di kawasan, terutama dengan keterlibatan kelompok proksi dan sekutu dari kedua belah pihak.
Komunitas Internasional Prihatin
Komunitas internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kekerasan antara Iran dan Israel. Seruan untuk melakukan deeskalasi telah disampaikan, meski hingga kini kedua pihak belum menunjukkan tanda-tanda ingin melakukan perundingan damai.
Kabar tentang upaya pembunuhan terhadap kepala negara seperti Presiden Pezeshkian hanya memperburuk situasi dan memperkecil peluang perdamaian dalam waktu dekat.
Peristiwa upaya pembunuhan terhadap Presiden Iran Masoud Pezeshkian menunjukkan betapa gentingnya situasi keamanan di kawasan Timur Tengah saat ini. Iran kini berada di bawah tekanan besar untuk memperkuat sistem keamanannya, serta membalas tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan oleh Israel.
Hingga kini, pemerintah Iran masih melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap pelaku dan jaringan yang terlibat dalam serangan rudal tersebut. Sementara itu, Pezeshkian tetap memimpin negara dalam kondisi siaga tinggi, sambil menyerukan persatuan nasional di tengah ancaman eksternal yang semakin nyata.
- Penulis: markom kabarjatengterkini