Polisi Tembakkan Gas Air Mata Dekat Kampus Unisba dan Unpas
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Sel, 2 Sep 2025
- visibility 15

Bandung, Kabarjatengterkini.com – Suasana mencekam terjadi di sekitar kawasan Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) pada Selasa (2/9) dini hari, setelah aparat kepolisian menembakkan gas air mata di sekitar kampus.
Insiden tersebut memicu bentrokan antara polisi dan kelompok mahasiswa, serta memunculkan berbagai reaksi dari publik, terutama sivitas akademika dan aktivis mahasiswa.
Peristiwa ini bermula dari patroli gabungan TNI-Polri yang dilakukan di Kota Bandung sebagai bagian dari upaya menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Polisi Sebut Ada Provokasi oleh Kelompok Berbaju Hitam
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, dalam keterangan resminya, menjelaskan bahwa kejadian bermula ketika tim patroli mendapati kelompok berpakaian serba hitam memblokade jalan di kawasan Tamansari, tak jauh dari lokasi kampus Unisba dan Unpas.
“Anarko melakukan provokasi di dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke arah tim Polri. Tim kemudian merespons dengan menembakkan gas air mata ke arah jalan raya, namun asapnya tertiup angin dan masuk ke area parkiran Unisba,” ujar Hendra.
Menurut Hendra, massa tersebut secara terorganisir mencoba memancing aparat agar masuk ke dalam area kampus dengan maksud menciptakan narasi bahwa polisi menyerang institusi pendidikan.
Gas Air Mata Terkena Kampus, Polisi Bantah Serang Unisba
Meski gas air mata masuk ke area kampus, Polda Jabar membantah keras tudingan bahwa aparat melakukan serangan ke dalam kampus. Hendra menegaskan bahwa gas air mata hanya ditembakkan ke jalan raya sebagai bentuk pertahanan dari serangan yang disebutnya dilakukan oleh kelompok anarko.
“Gas air mata ditembakkan ke jalan raya, bukan ke kampus. Tapi karena kondisi angin, asapnya masuk ke parkiran Unisba. Kami tidak masuk atau menyerang kampus. Setelah situasi dapat dikendalikan dan serangan terhadap patroli gabungan berhenti, personel kami mundur,” jelas Hendra.
Ia menambahkan, langkah yang diambil polisi adalah tindakan represif terukur untuk menanggapi situasi yang mengancam keamanan.
Kampus Belum Beri Keterangan Resmi
Hingga berita ini ditulis, pihak Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) belum mengeluarkan keterangan resmi terkait insiden yang berdampak langsung ke area kampus tersebut. Tim dari CNNIndonesia.com telah menghubungi pihak kampus dan mendapat informasi bahwa saat ini mereka masih menyusun press release untuk disampaikan ke publik.
Rektor Unisba dan pihak pengelola kampus dikabarkan sedang berdiskusi dengan jajaran pimpinan serta bagian hukum kampus untuk merespons insiden ini secara formal.
Reaksi Mahasiswa dan Publik di Media Sosial
Insiden ini langsung menjadi trending topic di media sosial, terutama di platform X (dulu Twitter) dan Instagram. Banyak mahasiswa dan alumni dari kedua kampus menyayangkan terjadinya bentrokan yang berdampak pada keamanan lingkungan akademik.
Beberapa warganet membagikan video dan foto yang menunjukkan asap gas air mata menyelimuti gerbang Unisba, sementara yang lain memperlihatkan mahasiswa berlarian menyelamatkan diri ke dalam gedung kampus.
Banyak yang mengecam penggunaan gas air mata di dekat area kampus dan mempertanyakan apakah langkah aparat sudah sesuai prosedur. Namun, tidak sedikit pula yang mendukung tindakan aparat apabila benar ada kelompok provokator yang memancing bentrok.
Kelompok Anarko Kembali Jadi Sorotan
Pihak kepolisian kembali menyinggung soal kelompok anarko, yang dalam beberapa tahun terakhir kerap disebut terlibat dalam aksi kerusuhan, terutama saat demonstrasi mahasiswa atau unjuk rasa massa.
Namun, belum ada konfirmasi lebih lanjut apakah mereka yang terlibat dalam insiden ini benar-benar merupakan bagian dari jaringan anarko, atau hanya dugaan awal dari aparat.
Polda Jabar juga belum mengumumkan adanya penangkapan terhadap pelaku pelemparan molotov atau blokade jalan. Hendra menyebut pihaknya masih mengumpulkan bukti dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Seruan Evaluasi dan Investigasi Independen
Sejumlah aktivis hak asasi manusia dan lembaga pengawas sipil menyerukan agar dilakukan investigasi independen terhadap insiden ini, mengingat lokasi kejadian sangat sensitif karena melibatkan kampus.
“Penggunaan kekuatan oleh aparat harus proporsional dan tidak boleh melanggar prinsip-prinsip perlindungan ruang akademik,” ujar salah satu pengamat kebijakan publik dari Bandung Institute of Governance Studies (BIGS).
Ia menekankan pentingnya kampus sebagai ruang aman bagi mahasiswa dan dosen, bukan lokasi bentrokan aparat dengan warga sipil.
Perlu Klarifikasi Menyeluruh
Hingga saat ini, kronologi penuh insiden bentrokan antara aparat dan mahasiswa di sekitar Unisba dan Unpas masih simpang siur. Aparat kepolisian menyebut adanya provokasi dari kelompok anarko, sementara pihak kampus belum memberikan klarifikasi resmi.
Publik menunggu penjelasan dari semua pihak, termasuk rekaman video lengkap, hasil investigasi, serta sikap resmi kampus terhadap insiden yang melibatkan mahasiswa, aparat, dan dugaan pelanggaran prosedur pengamanan ini.
- Penulis: markom kabarjatengterkini