Netanyahu Minta Maaf atas Serangan Tank Israel ke Gereja Katolik di Gaza
- account_circle markom kabarjatengterkini
- calendar_month Jum, 18 Jul 2025
- visibility 59

Kabarjatengterkini.com– Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan mendalam atas serangan militer IDF (Israel Defense Forces) yang menghantam Gereja Katolik Keluarga Kudus di Gaza pada Kamis, 17 Juli 2025. Serangan tersebut menewaskan tiga orang dan menyebabkan kerusakan parah pada bangunan gereja satu-satunya yang melayani umat Katolik di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari AFP, Netanyahu menyampaikan bahwa pihak militer Israel sebenarnya telah berupaya keras untuk menghindari kerusakan pada bangunan keagamaan dan meminimalkan korban sipil.
“Militer Israel memelihara setiap upaya untuk memitigasi kerusakan struktur keagamaan dan melukai warga sipil. Israel sangat menyesal bahwa amunisi liar menghantam Gereja Keluarga Kudus. Setiap nyawa warga tak berdosa yang hilang adalah tragedi,” ujar Netanyahu.
Gereja Hancur, Tiga Warga Sipil Tewas
Serangan yang terjadi di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas itu langsung menghancurkan Gereja Keluarga Kudus, bangunan yang berdiri sebagai simbol harapan bagi komunitas Katolik kecil di Gaza. Tiga korban tewas dalam serangan itu belum diungkap identitasnya secara resmi, namun pihak gereja menyatakan mereka adalah warga sipil yang sedang berlindung di dalam area gereja saat serangan terjadi.
Romo Gabriel Romanelli Turut Jadi Korban Luka
Romo Gabriel Romanelli, imam yang memimpin komunitas Katolik di gereja tersebut, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Sosok Romo Romanelli dikenal luas karena kedekatannya dengan mendiang Paus Fransiskus, dan kerap menjadi penghubung informasi mengenai perkembangan konflik Gaza ke Vatikan.
Pihak gereja menyebutkan bahwa tank Israel menembakkan peluru langsung ke arah gereja, bukan hanya mengenai bangunan secara tidak sengaja. Beberapa saksi mata dan petinggi gereja yang berada di lokasi menyatakan bahwa serangan tersebut tampak disengaja.
IDF Bantah Sengaja Menyerang Gereja
Militer Israel melalui juru bicara resminya mengakui telah melakukan serangan di wilayah yang sama dengan lokasi gereja, namun membantah bahwa mereka sengaja menargetkan rumah ibadah tersebut. IDF menyebut bahwa serpihan peluru tank mungkin telah menghantam gereja secara tidak langsung selama baku tembak dengan militan Hamas.
Keterangan ini mendapat sorotan tajam dari komunitas internasional, mengingat pentingnya simbol keagamaan dan perlindungan rumah ibadah dalam hukum perang dan kemanusiaan internasional.
Paus Leo XIV dan Trump Bereaksi Keras
Reaksi keras juga datang dari Paus Leo XIV, pemimpin tertinggi umat Katolik dunia. Dalam pernyataan resminya dari Vatikan, Paus menyatakan kesedihan mendalam atas hilangnya nyawa warga sipil dan kerusakan total pada gereja.
“Kami sangat berduka atas hancurnya Gereja Keluarga Kudus dan kehilangan tiga jiwa yang tak bersalah. Rumah Tuhan harus menjadi tempat perlindungan, bukan sasaran,” ungkap Paus.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung menghubungi PM Netanyahu sesaat setelah mendengar kabar mengenai serangan ini. Menurut Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih, Trump menunjukkan reaksi negatif dan kecewa atas tindakan militer Israel.
“Itu adalah kesalahan Israel yang menyerang gereja Katolik itu, itulah yang disampaikan Perdana Menteri kepada Presiden,” kata Leavitt.
Reaksi Global dan Sorotan HAM
Serangan terhadap rumah ibadah di Gaza ini langsung mendapat sorotan dari berbagai organisasi hak asasi manusia (HAM) dan lembaga keagamaan internasional. Banyak yang mempertanyakan komitmen Israel terhadap hukum humaniter internasional, terutama yang berkaitan dengan perlindungan warga sipil dan fasilitas keagamaan selama konflik.
Sejumlah pengamat politik Timur Tengah menilai permintaan maaf Netanyahu sebagai langkah penting, namun belum cukup untuk meredakan kemarahan komunitas global dan umat Katolik di seluruh dunia.
“Ini bukan hanya soal kerusakan fisik bangunan, tapi soal simbol keimanan yang dilanggar,” ujar Dr. Amal Ghannam, pengamat politik dari Universitas Beirut.
Serangan IDF ke Gereja Keluarga Kudus di Gaza menambah panjang daftar korban sipil dan kehancuran fasilitas publik di tengah konflik Israel-Hamas yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Meski Benjamin Netanyahu telah menyampaikan permintaan maaf, tekanan internasional terus menguat agar Israel bertindak lebih hati-hati dan sesuai dengan prinsip hukum kemanusiaan internasional.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan rumah ibadah, tanpa memandang agama dan latar belakang konflik. Dalam situasi perang sekalipun, nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual seharusnya tetap dijaga.
- Penulis: markom kabarjatengterkini